Sunday, September 7, 2008

Kawah Putih dan Situ Patengan

ai temans,

Kawasan Wisata Ciwidey, 18 Mei 2008:

Paket Combo di selatan kota Bandung


Setelah puas menjelajah tiga curug di kawasan Gunung Salak Endah pada hari Sabtu, saya dan Etta lanjut backpacking ke Ciwidey hari Minggu-nya. Kali ini tim kita bertiga: saya, Etta dan Astri.


Sebenarnya saya sudah penasaran banget dengan Ciwidey ini. Banyak sekali blogs yang menceritakan keindahan Kawah Putih dan Situ Patengan yang memang terletak di kawasan wisata Ciwidey. Akhirnya terwujud juga niat ke Ciwidey. Untuk mencapai Ciwidey, rutenya mudah, tapi lamaaaa.. jauuhhh..


  1. Dari Stasiun Bandung, naik bis Damri menuju terminal Leuwi Panjang. Lama perjalanan sekitar 20 menit dan bayar Rp 2500.

  2. Dari terminal Leuwi Panjang, naik elf putih menuju terminal Ciwidey. Lama perjalanan sekitar 1 setengah jam, dan bayar Rp 5000.

  3. Dari terminal Ciwidey, naik angkot menuju Situ Patengan. Angkotnya berwarna kuning. Beware of para tukang ojeg di terminal Ciwidey, agresif banget! Anyway, angkot kuning ini akan melewati (secara berurutan): Kebun Strawberry, Kawah Putih, Pemandian Air Panas Cimanggu, Kebun Teh Rancabali dan terakhir Situ Patengan. Kami sengaja langsung ke Situ Patengan biar pulangnya tinggal turun ke lokasi-lokasi lainnya. Lama perjalanan dari terminal Ciwidey ke Situ Patengan sekitar 1 jam, bayar Rp 15000 (katanya sih termasuk uang masuk ke Situ Patengan, tapi kok mahal banget ya?).


Sesuai namanya (Situ = danau), di Situ Patengan kita bisa menikmati indahnya danau yang terletak di daerah pegunungan ini. Baik dengan hanya santai-santai di tepi danau, ataupun naik perahu mengitari danau dan singgah ke lokasi yang namanya Batu Cinta. Konon, bagi pasangan yang singgah di Batu Cinta, mereka akan langgeng dalam hubungan percintaannya. Oh really?? Yeah rite.

Sayang, ketika kami ke sana, lagi rame banget, jadi sedikit nggak bisa menikmati. Ohya, beware dengan tipuan para tukang perahu! Ketika kami nego untuk naik perahu, deal-nya adalah Rp 10.000 per orang untuk sampai ke Batu Cinta yang terletak di tengah danau. Ketika kami sudah berlayar, dia tiba-tiba langsung balik ke daratan tanpa singgah di Batu Cinta dan tetap minta kami bayar Rp 10.000. Dengan alasan, temannya di tepian tadi meng-sms dia sudah menunggu di tepian karena ada banyak penumpang yang tidak terangkut. Bohong banget! Jelas-jelas dari tadi dia sibuk mendayung. Kami pun hanya memberi uang Rp 5000. Lha wong nggak sesuai kesepakatan awal. Eh dia malah marah-marah dikasih segitu. Kita bayar Rp 7.500 aja. Dasar tukang perahu penipu culas! Nggak berkah tuh uangnya kalo cara kerjanya menipu gitu. Semoga sakit perut berkepanjangan. (sorry, masih emosi dan kesal sama si penipu culas itu). Makhluk macam begini nih yang menodai pariwisata Indonesia. I work in marketing departement, and that is definitely not the way to run business.


Oh ya, jangan khawatir akan kelaparan setelah perjalanan jauh dari Bandung. Di Situ Patengan ini, banyak pilihan warung makan dan tukang gorengan. Ada juga warung-warung suvenir. Banyak juga pengunjung yang mampir dan membeli suvenir.


Setelah puas foto-foto di Situ Patengan, kami mulai perjalanan turun untuk menyinggahi satu per satu lokasi-lokasi yang tadi sudah sempat kami lewati ketika menuju ke Situ Patengan ini. Kami kembali pakai angkot kuning, menuju ke Kebun Teh Rancabali. Lama perjalanan sekitar 15 menit, bayar Rp 1500. Di kebun teh Rancabali, nggak perlu bayar tiket masuk. Langsung selonong boy aja. Di sini kita bisa puas menikmati hamparan hijau daun teh.


Dari kebun teh Rancabali, karena waktu sudah jam 3 sore, kami langsung menuju Kawah Putih. Kembali naik angkot kuning, lama perjalanan sekitar 15 menit dan bayar Rp 2000. Untuk masuk ke lokasi wisata Kawah Putih, kami membayar tiket masuk sebesar Rp 6000 per orang. Dari pintu masuk, ada dua pilihan kendaraan untuk mencapai kawah: ojeg atau mobil safari. Kalau mobil safari, tarifnya Rp 6000 tapi harus menunggu sampai penuh. Kami memutuskan untuk lanjut naik ojeg ke puncak gunung, untuk menuju kawah. Perjalanan dari pintu masuk hingga ke lokasi kawah cukup seru dan menanjak. Lokasinya masih alami. Karena naik ojek, terasa banget dinginnya udara pengunungan yang menerpa badan. Setelah sekitar 20 menit ngojeg, kami tiba di lokasi kawah yang ternyata lebih ramai daripada di pintu masuk. Untuk ojeg ini, kami bayar Rp 20.000 pp. Tapi si pak ojeg nggak perlu nungguin kita. Tinggal bilang aja minta dijemput jam berapa, nanti dia akan datang menjemput.


Lokasi tempat kita di-drop sama pak ojeg sebenarnya lapangan parkir yang luas, dan ada warung-warung makan di pinggirnya. Kami makan nasi + ayam bakar, and it cost less than Rp 10.000. Murah bukan? Dari lokasi parkir, kami melalui jalan setapak menuju.... SURGA DUNIA. Subhanallah, keren banget! Allahu Akbar. Luar biasa keagungan-Mu ya Allah! Saya benar-benar terpukau melihat air di kawah yang berwarna turquoise itu. Kawahnya dikelilingi tebing. Pasirnya putih banget. It’s just so amazing. Nggak heran kenapa banyak orang menjadikan lokasi ini untuk foto pre-wedding. Di sekitar kawah juga ada gua kecil, tapi ada papan peringatan supaya nggak berlama-lama di depan gua.


Well, I strongly recommend whoever you are who’s reading this blog to go to Kawah Putih. Lamanya perjalanan benar-benar terbayarkan dengan indahnya pemandangan dari karya agung ciptaan Tuhan ini.


NOTE: Angkot dari Situ Patengan menuju Ciwidey (untuk pulang) hanya ada sampai jam 4 sore kalau weekdays, dan 5 sore kalau weekend. Angkot dari Ciwidey menuju Bandung hanya ada sampai jam 5 sore. Jangan sampai lupa waktu, seperti saya dkk yang akhirnya kesusahan pulangnya. Hehehe. Tapi justru itulah serunya backpacking, bukan?