Sunday, September 7, 2008

Sukamantri, Bogor

Hai temans,

Wana Wisata Sukamantri, 4 Mei 2008:

Trekking Dadakan


Indonesia memang indah. Bahkan nggak perlu jauh-jauh ke Bali, kita bisa menikmati segarnya alam pertiwi ini di lokasi-lokasi yang terletak tidak jauh dari Jakarta. Setelah puas menikmati Curug Cilember, saya semakin bersemangat untuk menjelajah daerah-daerah wisata di sekitar Jakarta. Tujuan kembali diarahkan ke 4 curug di kawasan Gunung Salak Endah, Bogor. Maklum, masih penasaran karena saat kami ke Curug Cilember beberapa hari sebelumnya, tujuan awal kami sebenarnya adalah ke kawasan GSE ini.


Maka, saya kembali menghimpun massa untuk melakukan perjalanan ini. Hotline kembali dengan mudah dihasut untuk meramaikan suasana. Lalu ada Aris, si kribo yang sempat mangkir dari perjalanan ke Curug Cilember. Ada juga Geo, teman seangkatan yang tahu-tahu sekarang sudah kerja di divisi perdagangan internasional Departemen Perindustrian. Terakhir, ada Welly, bocah Batak autis yang cukup berperan menjadi penggembira di perjalanan ini.


Meeting point kali ini kembali disepakati di Stasiun Kereta Bogor. Kali ini Aris sudah stand-by dari jam 11 menunggu kami yang berangkat dari Jakarta. Karena harus jemput Geo dulu di Depok, kami yang rombongan Jakarta baru tiba di Bogor sekitar jam 12. Aris yang sudah rada sewot kemudian mengusulkan untuk membatalkan rencana ke GSE karena menurutnya sudah terlalu siang. Ia menyarankan untuk trekking di Wana Wisata Sukamantri. Katanya sih di sana juga ada curugnya. Yasudahlah, daripada sama sekali tidak kemana-mana padahal sudah sampai Bogor, kami menuruti Aris untuk ke Sukamantri.

Dari stasiun Bogor, kami jalan (ya betul, jalan kaki..) menuju Ramayana karena Aris berhasil meyakinkan kami bahwa jaraknya tidak terlalu jauh. Yea rite!! Nggak jauh dari Hongkong!


Dari Ramayana, kami carter angkot untuk langsung menuju ke Wana Wisata Sukamantri. Setelah negosiasi dalam bahasa Sunda antara Aris dan Pak Supir, kami di-charge Rp 50.000 untuk perjalanan menuju ke Sukamantri. Sepanjang perjalanan, hujan mulai turun rintik-rintik, dan kemudian lebat. Sempat khawatir juga sih, apakah bisa trekking bila hujan, becyek, nggak ada ojyek?


Tapi kami tetap semangat. Kalau pemadam kebakaran punya motto “Pantang Pulang Sebelum Padam”, kami punya motto “Pantang Pulang Sebelum Foto-foto di Tujuan”.


Setelah sekitar sejam perjalanan, kami akhirnya tiba di portal menuju lokasi Wana Wisata Sukamantri sekitar jam 2 siang. Pak supir angkot pun pulang tapi berjanji untuk kembali menjemput kami jam 5 sore. Dari sana, kami masih harus melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki. Nggak masalah, kaki sudah terlatih sedari tadi di Bogor. Selama berjalan kaki ke lokasi, kami menikmati sunyinya suasana, segarnya udara pegunungan, dan hijaunya pepohonan. Benar-benar refreshing buat mata yang sudah bosan melihat mobil dan gedung di Sudirman.


Perjalanan kaki ini berlangsung sekitar 30 menit. Kami tidak hanya melalui jalan berbatuan, tapi juga memotong jalan melewati hutan. Benar-benar membelah hutan. Seru banget! Kami harus menyibakan dahan pohon, dan hati-hati agar tidak tersandung akar.



Akhirnya kami tiba di pintu gerbang Wana Wisata Sukamantri. Ketika kami tiba, ada dua atau tiga perempuan yang ternyata men-charter ojeg untuk pulang pergi dari dan ke lokasi. Heh!! Nemu di mana tuh ojeg?! Gila, tahu gitu mah kita juga pakai ojeg tadi.


Untungnya di dalam lokasi masih ada satu warung yang buka. Lumayanlah untuk beli cemilan dan air minum. Sempat ngobrol juga dengan yang punya warung dan bapak penjaga lokasi. Kata mereka, lokasi ini seringnya dipakai untuk perkemahan atau malam keakraban gitu lah. Ketika kami di sana, pengunjungnya benar-benar hanya kami berlima. Kesan sunyi dan tenang pun bisa kami terjemahkan sebagai sepi dan spooky, hehehe.

Di seberang warung tadi, ada titik di mana kita bisa melihat indahnya lembah yang penuh dengan hijaunya pepohonan. But again, harus hati-hati karena di sini tidak dipasang pagar pembatas. Bila lengah sedikit, bisa-bisa kita tergelincir dan menggelinding dengan sukses menjerit ke dasar lembah.



Kami berjalan semakin dalam. Ternyata ada bangunan kecil yang bisa dijadikan aula pertemuan. Ada juga toilet yang sebenarnya tidak terawat kebersihannya, dan ada sumur yang nggak tahu deh airnya gimana. Aris mengklaim dirinya sudah pernah ke Sukamantri, dan mengajak kita untuk semakin menyusuri ke dalam hutan untuk menuju air terjun. Kami kembali membelah tengah hutan becek. Benar-benar harus hati-hati karena licin dan di sebelah kita adalah jurang (hmm, menurut saya sih lebih “menantang” daripada Curug Cilember). Kami menyusuri hutan dalam sekitar 30 menit. Dan tiba di titik buntu yang tidak ada air terjunnya, hanya ada aliran kecil air. Ternyata Aris salah ambil jalan. Tapi ya sudahlah, lokasi ini pun lumayan untuk foto-foto. Dan karena sudah kecapekan, kami tidak berinisiatif untuk keukeuh mencari air terjun yang dimaksud Aris tersebut. Yang kami inginkan sekarang adalah, kembali ke Bogor untuk makan banyak!


Ketika kami menyusuri jalan kembali ke, ada sepasang muda-mudi yang justru menuju ke lokasi kami baru saja berada, which is lokasi sunyi senyap. Hmm, mau ngapain hayo??



Perjalanan dari lokasi Wana Wisata hingga ke titik di mana kami di-drop oleh angkot tadi memakan waktu sekitar 1 jam. And yes, kami harus berjalan kaki. Nggak apa-apa, toh nanti dijemput angkot. Betul kan? Iya kan??


Tapi ke manakah si supir angkot??


Waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 tapi si angkot belum muncul juga. Daripada beresiko nggak dijemput sama sekali dan kami gelap-gelapan di hutan, maka kami pasrah untuk menyusuri jalan turun untuk kembali ke jalan raya (yang ada angkotnya!) dengan JALAN KAKI lagi. Oh pak supir, teganya engkau pak..


Singkat kata, kami akhirnya tiba di jalan utama dan berhasil mendapatkan angkot untuk menuju ke Ramayana lagi. Menurut Aris, kalau ditotal, kami sudah berjalan kaki lebih dari 10 kilometer hari ini. Ya iyalah, pantesan kaki saya sakit banget. Lha wong nggak biasa jalan kaki sejauh itu.


Setibanya di Ramayana, kami menikmati ayam bakar pinggir jalan. Harga murah, porsi besar, perut kenyang. Nyam nyam nyam...


Meskipun over-exhausted, semangat untuk ke kawasan Gunung Salak Endah, yang sudah dua kali tertunda, tetap ada di dalam otak ini. Lumayan lah perjalanan hari ini, meskipun tidak berhasil mencapai air terjun, tapi berhasil menjelajahi hutan di Wana Wisata Sukamantri, dan menikmati segarnya udara di sana.

No comments: